Oleh: Febri
Malam ini Anna pulang saat mentari sudah terbenam sepenuhnya di ufuk timur. Melewati beberapa gang sepi yang ada di kota Paris tanpa ada rasa takut sedikitpun.
Rasa lelah dan kantuk menyerangnya secara bersamaan. Membuat Anna tampak seperti zombie yang suka berkeliling mencari manusia untuk dijadikan makan malam.
Langkah kaki Anna terhenti begitu tiba di gang terakhir yang harus dilewatinya. Indra pendengaran dan pengelihatannya terpaku pada seorang pria berbaju putih yang tengah memainkan piano tua. Ia selalu melihat pria itu setiap melewati gang sejak tahun lalu.
Meski waktu terus berjalan, tetap tidak ada percakapan di antara Anna dan pria itu. Hanya ada hembusan angin sepoi-sepoi dan dentingan piano sebagai pengisi malam yang panjang. Keduanya larut dalam ketenangan hingga sebuah suara mengacaukan semuanya.
“Kenapa kau melamun di tengah jalan, Anna?” Tanya seorang gadis yang memakai seragam sama dengan Anna.
“Aku sedang—”
Kalimat yang ingin diucapkan oleh Anna tertahan begitu menyadari keanehan yang sedang terjadi. Pria yang tadi berdiri di hadapannya menghilang bersama pianonya tanpa jejak. Seolah sosoknya tak pernah tertangkap oleh sepasang netra kelam gadis itu.
“Kau cari apa?” Lagi, gadis itu diberi pertanyaan oleh temannya.
Tak ada jawaban yang keluar dari mulut Anna. Gadis itu membeku di tempat dengan kedua mata terbelalak. Pria yang tadi bermain piano kembali muncul, kali ini tepat di depannya. Senyum mengerikan terukir di bibirnya. Lalu ia berkata:
“Aku tahu kau bisa melihatku, Anna”
Sumber: http://feberinasuhendra.blogspot.com/2018/04/denting-piano-di-gang-sepi.html