Mengenal sejarah dan perjuangan para pendahulu merupakan kewajiban generasi muda. Banyak cara untuk mendukung upaya itu. Bisa dari melihat film, membaca buku atau wisata edukasi ke museum. Seperti halnya kota-kota lainnya di Indonesia, terdapat juga beberapa destinasi wisata edukasi museum di Jakarta. Contohnya Museum Satria Mandala dan Museum Lubang Buaya.
Demi menanamkan rasa cinta tanah air dan mengenang perjuangan para pahlawan, maka pada tanggal 12 November 2015, Homeschooling biMBA melakukan tur ke Museum Satria Mandala dan Museum Lubang Buaya.
Berbeda dengan outing sebelumnya, pada wisata edukasi kali ini, homeschooler mengemban tugas untuk mewawancarai salah satu pengunjung dan petugas di kedua musem. Homeschooler pun dibagi menjadi 4 tim dan hasil wawancaranya dituangkan dalam bentuk laporan.
Destinasi pertama yaitu Museum Satria Mandala yang berlokasi di Jl.Gatot Subroto 14-16, Jakarta Selatan. Museum ini didirikan pada tahun 1972 dan direnovasi pada tahun 2012. Museum dengan luas 5,6 hektar ini sebelumnya dikenal sebagai Wisma Yaso, merupakan kediaman dari Ratna Sari Dewi Soekarno, istri dari presiden pertama RI, yaitu Soekarno.
Dipandu oleh Bapak Irawan, homeschooler pun menyusuri setiap sudut museum. Peralatan perang dari dahulu sampai kini seperti rajau, rudal, torpedo, tank, meriam, atribut ketentaraan, panji-panji, helikopter, tandu saat mengusung Panglima Jenderal Sudirman, jeep versi militer, truk pengangkut pasukan, tank amfibi, kendaraan lapis baja, meriam penangkis kapal udara, roket, pesawat tempur hingga pesawat Cureng yang pernah diterbangkan oleh Agustinus Adisutjipto adalah koleksi yang terdapat di Museum Satria Mandala.
Menurut Ardi, salah satu petugas Museum Satria Mandala yang berhasil diwawancarai oleh tim Homeschooling, menyatakan bahwa museum tersebut menceritakan tentang perjuangan TNI dan bangsa Indonesia saat melawan penjajah dari Belanda, Jepang dan Inggris, sehingga merupakan sumber ilmu bagi anak-anak pada masa kini. Setelah mengenal lebih dekat koleksi dan sejarah museum perjuangan ini, homeschooler melanjutkan wisata edukasinya ke destinasi kedua yaitu Museum Lubang Buaya.
Lubang buaya adalah sebuah tempat yang berada di Jl.Raya Pondok Gede, Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur. Di lahan seluas 14,6 hektare itu berdiri beberapa bangunan yaitu Monumen Pancasila Sakti, Sumur Maut, Rumah Penyiksaan, Pos Komando, Dapur Umum, Museum Pengkhianatan PKI atau disebut juga Museum Lubang Buaya, dan Sumur Maut. Bangunan-bangunan tersebut dibangun dengan tujuan untuk mengingat perjuangan para pahlawan revolusi yang mempertahankan ideologi negara. Dua area yang sering dikunjungi yaitu Sumur Maut dan Museum Lubang Buaya.
Sejarah tentang sumur maut sangatlah menarik untuk diketahui. Mengapa? Karena sumur yang berdiameter 75 cm dengan kedalaman 12 meter tersebut merupakan tempat pembuangan jenazah pahlawan revolusi yang terdiri dari Letnan Jenderal Anumerta Ahmad Yani, Letnan Jenderal Anumerta Suprapto, Letnan Jenderal Anumerta M.T Haryono, Letnan Jenderal Anumerta Siswondo Parman, Letnan Jenderal Anumerta M.T Haryono, Mayor Jenderal Anumerta D.I Pandjaitan, Mayor Jenderal Anumerta Sutoyo Siswamiharjo dan Kapten C21 Anumerta Piere Tendean.
Koleksi Museum Lubang Buaya juga berbeda dengan museum yang lainnya. Gambar-gambar dan miniatur di dalam museum seolah menceritakan kembali peristiwa berdarah yang cukup melegenda. Baju-baju bekas darah dan barang-barang peninggalan para Jenderal seperti cincin kawin dan arloji yang dikenakan sampai nafas terakhir tentu menyebarkan aura kesedihan dan kepedihan bagi siapapun yang melihatnya.
Seram, angker, kurang bersih dan banyak pengetahuan yang didapatkan merupakan kesan dari beberapa pengunjung di Museum Lubang Buaya. (Homeschooler/Nik)





